Sabtu, 09 Februari 2013

0
Never Stop Learning

Assalamualaikum Wr. Wb.

Teringat kata-kata yang menjadi sebuah kalimat sederhana nan memotivasi dari sebuah buku... kalimat itu berbunyi :

"I will study and prepare myself, and then someday, my chance will come"

Yaaa,,, ternyata sebuah kutipan terkenal dari seorang mantan presiden Amerika Serikat.. yang secara sederhana menyiratkan, kesadaran atas pentingnya belajar dan persiapan, sebelum datangnya kesempatan. sebagaimana bunyi pepatah kita : "sedia payung sebelum hujan",. yuppss,,, begitulah semestinya kegiatan belajar dilakukan. sehingga ketika saatnya telah benar-benar tiba, maka seorang tidak lagi perlu gugup atau gemetar dalam menghadapinya. dengan begitu, maka proses pembelajaran - khususnya semangat dalam belajar - mutlak perlu dipertahankan di sepanjang usia. karena bukankah kita semua sekarang tengah menuju masa depan? masa depan yang penuh dengan ketidakpastian / misteri ???

Coba kita bayangkan saja, ketika kita mengasuh seorang anak, kita tidak hanya menjaga tetapi kita dituntut untuk belajar secara terus menerus. dimulai pada saat anak itu masih bayi, kita tahu bahwa mereka belum bisa berbicara, nah maka kita mesti belajar untuk dapat memahami beragam jenis suara tangisnya itu. apakah ia menangis karena haus, lapar atau karena pipis? atau bisa jadi si bayi menangis karena merasa sakit? lalu bagaimana pada saat anak beranjak besar, ketika merekamulai masuk sekolah? bukankah orang tua / kita mesti memiliki pengetahuan dan kemampuan tambahan sebagai mentor atau pendamping belajarnya? begitulah seterusnya sampai ia beranjak remaja dan dewasa, maka kemampuan dan pengetahuan lama dari orang tua, sudah tidak akan memadai lagi. singkatnya, hanya dalam satu aspek saja, kita sudah mesti belajar tiada henti.



Terlebih lagi - kita sebagai makhluk bedimensi tunggal - melainkan multidimensi. artinya apa,  disini kita tidak hanya menjadi orang tua bagi anak-anak kita, tetapi mungkin juga sekaligus menjadi atasan bagi bawahan. atau menjadi bawahan bagi sang atasan di tempat kerja kita. pada saat yang sama, kita semua mesti berhadapan dengan berbagai masalah ataupun tantangan yang ada dalam sebuah pekerjaan, sehubungan dengan perubahan teknologi, ekonomi, sosial dan budaya yang sedemikian cepat.(era modern pengaruh globalisai). "yesterday's record are todays entri level requirement,"  kata seorang pakar self-help. artinya, rekor-rekor pencapaian tertinggi pada waktu kemarin, bisa-bisa sudah berubah menjadi syarat minimal yang dituntut pada hari ini, jadi menurut saya mudahnya adalah prestasi yang telah kita capai pada masa lalu yang punya nilai tinggi, sekarang sudah menjadi hal yang biasa, karena ada tuntutan yang lebih tinggi lagi yang perlu diraih untuk mendapatkannya. standar ini semakin hari akan semakin tinggi, yang berarti kemampuan kita untuk memenuhi semua itu juga harus dituntut tinggi lagi. begitu pula halnya kualitas  relasi kita dengan pasangan hidup, apakah dengan suami atau istri, yang tak mungkin kita biakan "bisa menjadi membaik dengan sendirinya." sehingga mau tak mau, kita mesti menambah "ilmu" guna memperbaiki pmeahaman dan dan kemampuan kita untuk terus ditingkatkan sampai kapanpun itu. 

Berdasarkan riset yang saya baca dan mungkin anda para pembaca juga pernah menemui data ini, mengatakan bahwa sebagian besar manusia hanya menggunakan 1 hingga 3% KAPASITAS PEMIKIRANNYA. Albert Einstein saja konon hanya memanfaatkan pikirannya kurang dari 5%. sehinnga 95 % kemampuan berpikir kita hanya akan terbenam dalam "ketidakmampuan yang tak kita sadari"(INCOMPETENCE) sama kita sadar atas ketidakmampuan tersebut. untuk memudahkan memahami ini saya berikan contoh : - pada mulanyakita semua tidak menyadari bahwa kita tidak mampu memakai baju sendiri. sampai suatu ketika kita baru sadar, pada saat diminta untuk memakai baju sendiri. nah mulai dari titik inilah kita akan berusaha sedemikian rupa, mencoba dan meniru, sampai pada satu titik, kita menjadi sangat menguasai hal itu. apa yang terjadi setelah itu? saking begitu terampilnya, kini bahkan kita melakukannya tanpa melibatkan pikiran secara sadar untuk memakai baju - . Inilah gerak spiral pemahaman atas berbagai aspek keterampilan. bergerak mulai dari - ketidakmampuan tang tak disadari (unconscious incompetence) - menuju - ketidakmampuan yang disadari (conscious incompetence) - terus bergerak ke - (conscious competence) - dimana kita mampu secara sadar, lalu berpuncak pada - (unconscious competence) - kita melakukan seakan secara refleks (tak sadar), sebagaimana kemampuan kita dalam menyetir mobil, mengendarai sepeda, dan lain sebaganya. tahap terakhir inilah yang sering disebut dengan level mastery, dimana kita mampu mengerjakannya tanpa perlu melibatkan pikiran sadar.

Lalu apa yang harus kita lakukan? bagaimana dengan kemampuan kita dalam berbagai aspek kehidupan? sudahkah kita menjadi master atau mampu mencapai tingkatan begawan dalam setiapkehidupan? yang berarti kita adalah the master dalam urusan memahami pasangan hidup , menjadi orangtua yang sangat ahli memahami, mencintai, dan membimbing putra-putri nantinya? bagaimana pula peran kita dalam sosial masyarakat? apakah kita memiliki kemampuan dan keahlian dalam menjalani relasi terhadap sesama?  dan banyak hal lainnya yang membutuhkan kemampuan dan keahlian kita dalam berbagai bidang apapun itu. untuk itu jika anda sudah merasa punya kemampuan itu, maka pergunakanlah dengan sebaik-baiknya agar bisa bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan teruslah belajar, namun sebaliknya bagi anda yang belum memiliki tingkat kemampuan seperti seorang ahli, maka seruan ini pun begitu berlaku buat anda, mulailah untuk membuka mata dan lihatlah kedepan, begitu bnyak persaingan diluar sana, maka  miliki kemampuan dan keahlian dari dirimu sendiri dengan belajar,belajar dan belajarlah.

jadi, jangan pernah berhenti belajar ! SO, NEVER STOP LEARNING, Guys.. :)

Devamını oku...